Coraline seorang anak tunggal dari sepasang suami istri yang bekerja sebagai penulis lepas. Keluarga mereka bisa dianggap sebagai keluarga yang kurang mampu, apalagi ketika orangtuanya Mel Jhones dan Charlie Jhones memutuskan untuk menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah apartemen tua berusia 150 tahun di daerah terpencil.
Coraline membenci apartemen yang bernama Pink Palace Apartment itu. Tetangga-tetangganya terlihat aneh dan menyeramkan. Dan dia hanya bisa menemukan seekor kucing hitam kurus yang dekil bersama seorang anak laki-laki aneh yang bernama Wybourn Lovet. Coraline tidak menyukai Wybourne karena dia terlalu banyak bicara. Tapi Wybourne berbaik hati memberinya sebuah boneka tua yang ternyata sangat mirip dengan Coraline. Ia lalu meletakkan boneka kain mirip dirinya itu di atas kursi di kamarnya.
Hari-hari dilalui Coraline dengan sangat bosan. Dia merindukan kawan-kawannya di kota besar. Dia juga membenci situasi dimana kedua orangtuanya terlalu sibuk dengan tulisan mereka sehingga tak seorang pun yang perduli untuk meluangkan waktu bersamanya. Dia selalu mencari cara untuk mengganggu orangtuanya, hingga mereka marah. Akhirnya, ayahnya menugaskan Coraline untuk mendata isi apartemen mereka dan melaporkannya kembali kepadanya. Sebenarnya itu hanyalah taktik agar Coraline menjadi sibuk dan tidak mengganggu kesibukan mereka lagi.
Berhubung cuaca sedang musim penghujan, dengan bersungut-sungut, Coraline mengerjakan perintah ayahnya. Tanpa sengaja, ia menemukan sebuah pintu berukuran kecil, yang hanya bisa dimasuki oleh anak kecil sepertinya. Ibunya berhasil menemukan kunci untuk membuka pintu kecil itu, tapi anehnya di balik pintu itu tidak ada apa-apa selain tembok. Ibunya berkata bahwa kemungkinan tembok itu dipasang ketika mereka membangun apartemen itu dulu, sehingga pintu itu tidak bisa digunakan.
Coraline akhirnya menyimpulkan kalau dia akan merasa lebih bahagia jika bisa bersama dengan Ayah dan Ibu Lain di sisi lain pintu kecil itu selamanya. Disana dia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. Ibunya selalu memasak makanan yang enak, ayahnya selalu menemaninya bermain. Tetangga-tetangganya yang aneh dan misterius berubah menjadi orang-orang yang menyenangkan dan selalu menghibur. Hanya ada satu hal yang membedakan mereka semua dari orang-orang aslinya, mata mereka terbuat dari kancing. Termasuk juga Wybourne. Khusus untuk anak laki-laki ini, di sisi lain, Wybourne tidak bisa bicara alias bisu, sehingga benar-benar berbeda dengan Wybourne yang asli. Dengan semangat dia berusaha kembali membuka pintu itu.
Tapi ternyata pintunya sudah dikunci oleh ibunya dan disimpan di tempat yang sangat jauh, sementara orangtuanya pergi ke luar rumah untuk menyelesaikan urusan buku mereka, Coraline ditinggal di rumah sendirian. Coraline yang nakal berhasil menemukan tempat penyimpanan kunci itu dan menelusup kembali ke sisi yang lainnya. Disana ia bertemu kembali dengan Ayah dan Ibu Lainnya yang ternyata mengetahui keinginan Coraline untuk bisa bersama dengan mereka selamanya.
Ibu Lain menyetujuinya dengan satu syarat, Coraline harus bersedia mengganti mata aslinya dengan kancing, seperti yang mereka miliki. Ibu Lain akan menjahit kancing di kedua bola mata Coraline dengan jarum dan benang, baru ia diizinkan tinggal bersama mereka. Coraline ketakutan dan menolak. Dia memutuskan untuk kembali saja ke orang tua aslinya dan tidak mau matanya dijahit dengan kancing. Tapi dia tidak pernah berhasil keluar dari dunia boneka kancing itu. Sikap nakalnya membuat si Ibu Lain marah dan menunjukkan sosok aslinya yang mirip laba-laba rakasa menyeramkan. Coraline lalu dikurung di dalam sebuah cermin untuk merenungkan kesalahannya, sampai dia bersedia menerima jahitan di matanya.
Di dalam cermin itu Coraline bertemu dengan tiga hantu anak-anak yang mengaku sebagai korban dari si Ibu Lain yang ternyata bernama Beldam. Mereka dulu bersedia menjadi anak si Beldam jahat dan menerima kancing itu sebagai pengganti mata. Tapi ternyata, kemudian Beldam memangsa jiwa mereka dan membuat mereka terikat dengan dunia itu. Meskipun mereka sudah meninggal, jiwa mereka tetap terkurung di dalam rumah. Satu-satunya cara adalah dengan menemukan kembali bola mata mereka yang sudah dicuri oleh Beldam dan mereka meminta bantuan Coraline untuk itu. Coraline berjanji akan berusaha menemukan bola mata mereka.
Wybourne bisu berhasil membebaskan Coraline dari dalam cermin dan mengantarkannya ke pintu kecil itu untuk melarikan diri. Dia berhasil kembali ke rumahnya, tapi orang tuanya menghilang diculik oleh Beldam. Kucing hitam kurus yang selama ini dibencinya tiba-tiba bisa berbicara kepadanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Bahwa Beldam sebenarnya adalah penyihir jahat yang menjebak anak-anak nakal yang tidak bahagia dengan keluarga mereka.
Beldam akan menempatkan mata-matanya di kamar anak tersebut, yang ternyata adalah boneka kain yang mirip dengan dirinya. Beldam bisa melihat ketidak bahagiannya melalui mata kancing itu, lalu memenuhi keinginan si anak di sisi lain dunianya. Itulah sebabnya Beldam tahu kalau Coraline sangat tidak bahagia dengan orangtuanya, dan membujuknya untuk tinggal dengannya di dunia boneka. Tapi itu semua jebakan, dimana Coraline tidak berhasil dijebak. Ia memang bisa melarikan diri, tapi Beldam berhasil mengurung kedua orang tuanya. Sehingga, mau tidak mau, Coraline harus kembali kesana untuk menemukan orangtuanya kembali.
Miriam dan April memberikan benda sejenis cincin kepadanya untuk membantu perjalanannya. Benda itu akan bisa menunjukkan wujud asli sesuatu benda yang sudah disihir, sehingga matanya tidak akan tertipu. Ketika dia kembali, Beldam memngunci pintu itu dan menelan anak kuncinya, sehingga Coraline tidak akan pernah bisa kabur lagi. Sebab anak kunci pintu itu hanya ada satu saja. Ia lalu membuat perjanjian dengan Beldam. Ia harus bisa menemukan ketiga bola mata itu beserta orangtuanya dalam waktu satu malam, maka Beldam akan membebaskan mereka semua. Tapi kalau ia gagal, maka Coraline harus tinggal bersamanya di dunia itu dan bersedia menggunakan mata kancing. Coraline bersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar